Kota Tarakan terletak di Provinsi Kalimantan Utara. Kota ini
dikenal dengan “Bumi Paguntaka” oleh masyarakat asli (suku Tidung). Kota
Tarakan kini mengalami perkembangan yang cukup pesat sehingga dapat dikatakan
menuju kota yang modern. Salah satu contohnya dapat kita lihat pembangunan
rumah sakit dan Bandar udara dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai putra
daerah, sangatlah penting untuk ikut serta dalam menggali potensi baik sumber
daya manusia maupun sumber daya alamnya demi mewujudkan “The new little
Singapore” bagi kota BAIS (bersih, aman, indah dan sejahtera) ini.
Kota Tarakan tentunya memiliki berbagai budaya yang masih
terus dilestarikan hingga saat ini. Seni budaya yang terkenal itu adalah
pertunjukan Iraw Tengkayu yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Iraw
Tengkayu merupakan upacara ritual khas suku Tidung. Upacara dengan menghanyutkan
perahu yang berbentuk haluan perahu bercabang iga.
Haluan yang tengah
bersusun tiga, haluan yang kanan dan kiri masing-masing bersusun dua, maka
terdapat tujuh haluan yang bermaksudkan jumlah hari dalam seminggu dimana
kehidupan manusia berlangsung dari hari dan seterusnya.
Warna perahu terdiri dari kuning, hijau dan merah. Haluan perahu yang teratas (tengah) dan perlengkapan lainnya di atas perahu berwarna kunig, yang mana warna kuning menurut tradisi budaya Suku Tidung adalah perlambang suatu yang ditinggikan dan dimuliakan. Hanya satu haluan yang berwarna kuning bermaksud hanya bahwa satu penguasa tertinggi alam semesta yaitu Yang Maha Kuasa ALLAH SWT, Sang Maha Pencipta.
Warna perahu terdiri dari kuning, hijau dan merah. Haluan perahu yang teratas (tengah) dan perlengkapan lainnya di atas perahu berwarna kunig, yang mana warna kuning menurut tradisi budaya Suku Tidung adalah perlambang suatu yang ditinggikan dan dimuliakan. Hanya satu haluan yang berwarna kuning bermaksud hanya bahwa satu penguasa tertinggi alam semesta yaitu Yang Maha Kuasa ALLAH SWT, Sang Maha Pencipta.
Tariannya dibawakan secara massal oleh para remaja di Pantai
Amal. Ini menjadi suatu identitas yang dimiliki kota Tarakan. Untuk berbagi
pengalaman, saya juga pernah menjadi salah satu penari Iraw Tengkayu pada tahun
2013. Kami berlatih kurang lebih 2-3 bulan sebelum hari H. Tarian ini diikuti
oleh sekitar 200 penari yang berasal dari salah satu sanggar tari di Tarakan
dan beberapa sekolah yang berbeda. Di tengah modernisasi yang sedang menjamur
di dunia, kita masih dapat menjumpai seni budaya yang sangat menarik. Ini
merupakan partisipasi masyarakat dalam melestarikan adat istiadat suku Tidung
dan kita patut bangga akan hal tersebut.
Nah, selanjutnya kita akan membahas kulinernya Tarakan nih..
karena letaknya dikelilingi oleh laut, pastinya seafood menjadi primadona di
kota ini, seperti kepiting dan kapah. Menu andalannya adalah Kepiting Soka,
bagi para penggemar seafood wajib deh nyobain yang satu ini.. kalian bisa
menyantap hidangan ini di Kaltara Fried Crab Soka, alamatnya Jl. Mulawarman,
Tarakan. Kalo yang satunya lagi yaitu kapah kalian bisa menikmatinya sembari
menatap pantai. Kapah segar dijual disepanjang jalan pantai Amal dengan harga
berkisar 70.000 rupiah per kilo nya.
Mau tau lebih lanjut tentang budaya Tarakan? Silahkan
berkunjungggg.. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar